Kamis, 15 Maret 2012

Tari Jauk

                 Tari jauk merupakan salah satu tari tradisi yang ada di bali. Tari Jauk adalah tarian yang menggambarkan raja raksasa yang sedang berkelana di hutan. Tari jauk merupakan dasar dari tari – tari petopengan di bali. Tari  Jauk memiliki gerak yang fleksibel, artinya tidak ada patokan khusus pada saat kita menarikan tarian ini. Walaupun bebas kita berkreasi dengan gerakan, namun tetap tidak boleh lepas dari pakem – pakem yang telah ada.

                 Kostum atau pakaian yang digunakan pada tarian ini adalah sama seperti kostum yang digunakan pada tari baris, hanya saja ada sedikit perbedaan pada gelungan yang digunakan. Gelungan yang digunakan pada tari jauk yaitu berbentuk cecandian layaknya mahkota raja. Jauk juga menggunakan Topeng serta selop tangan yang berisi kuku – kuku yang panjang. Sedangkan pada awiran atau paenutup tubuh, semuanya sama seperti pakaian tari baris. 

                 Di Bali terdapat dua jenis Tari Jauk yaitu Jauk Keras dan Jauk Manis. Perbedaan antara Jauk Keras dan Jauk Manis yaitu :

1.        Dari segi topengnya, Jauk keras menggunakan topeng berwarna merah, matanya melotot dengan bibir terbuka, dan ekspresinya lebih bringas atau galak. Sedangkan Jauk Manis topengnya berwarna putih, matanya melotot namun ekspresinya lebih kalem dengan bibir  tersenyum.

2.        Dari segi gerakan , Jauk keras gerakan tarinya seperti namanya, yaitu agak keras dan bringas serta berwibawa. Sedangkan Jauk Manis gerakannya lebih lembut namun tetap tegas dan menggambarkan kewibawaan raksasa.

Itulah salah satu tarian tradisi dari daerah Bali. Untuk itu kita patut melestarikan dan menjaganya agar tidak punah.

Jumat, 02 Maret 2012

PEMPROSESAN ELEMEN SIKLUS INFORMASI




     Komputer merupakan peralatan elektronika yang mampu mengolah data dan menghasilkan informasi. Data adalah semua masukan yang diterima komputer yang bisa berupa huruf, angka, grafik, diagram, dan sebagainya.  Semua data yang masuk akan diolah dan dikonversikan ke dalam bilangan biner sehingga data bisa ddibaca komputer. Data yang telah diolah komputer, kemudian diubah menjadi sebuah informasi yang mempunyai makna sebagai susunan data yang dirangkai sedemikian rupa sehingga mempunyai makna yang bisa dipahami manusia.

Jika diurutkan proses siklus informasi , siklus informasi tersebut  dimulai dari, seorang pengguna komputer (user) harus memasukan data ke CPU (pemroses), kemudian di CPU data akan diolah menjadi suatu informasi yang berguna. Setelah selesai diproses, akan dihasilakan output (keluaran) yang ditampilkan pada monitor, yang dapat berupa cetakan bila di print dan bisa berupa suara bila dikeluarkan melalui speaker.    

Kamis, 01 Maret 2012

Sejarah dan Perkembangan Tari

     Pada zaman kerajaan, tarian diciptakan untuk melengkapi upacara sakral kerajaan. Pengklasifikasian tari kreasi daerah dapat ditelusuri berdasarkan sejarah atau periodisasi perkembangannya, yaitu sebagai berikut.

a)    Sejarah Perkembangan Tari Tradisi

Tari Topeng dicatat sebagai cikal bakal tari tradisi di Jawa. Tari Topeng diperkirakan mengalami puncak perkembangan pada zaman Kerajaan Majapahit. Dalam Kitab Negarakertagama, dijelaskan adanya atraksi besar-besaran tari dan nyanyian di Kerajaan Majapahit. Dijelaskan pula adanya tokoh-tokoh punakawan (juru banyol) dan beberapa penari menggunakan tutup kepala (irah-irahan) yang disebut tekes. Sampai sekarang, tekes digunakan pada semua Tari Tradisi Topeng, terutama Tari Topeng Panji.

    Selanjutnya, Tari Topeng juga mendapat perhatian dari Kerajaan Mataram tetapi, pada akhirnya tarian ini tersisihkan oleh Tari Bedhaya dan Tari Srimpi yang sekarang menjadi simbol keagungan dan budaya Kerajaan Mataram.Pada tahun 1918, Pangeran Tedjo Kusuma dan Pangeran Suryadiningrat mendirikan sekolah di Yogyakarta yang bernama Sekolah Tari Krida Beksa Birama. Kreator terkemuka yang berasal dari sekolah ini diantaranya, Wisnoe Wardhana dan Bagong Kussudiardjo.

Pada tahun 1961 muncul seni tari Jawa baru yang disebut Sendratari Ballet Ramayana, istilah ini dibuat oleh G.P.H Jatikusumo. Dari sini, muncul kreator tari diantaranya, Sardono W. Kusumo, Sal Mugiyanto, dan Retno Maruti. Di Bali sekitar 1930-an, I Ketut Mario menciptakan gaya kebyar dalam karawitan dan Tari Bali. Terdapat dua seniman legendaris di Priangan (Jawa Barat) yang mengembangkan Tari Kupu-Kupu dan Merak, yaitu Martakusuma dan Raden Tjetje Soemantri. Selanjutnya tari ini mengilhamkan terciptanya Tari Merak gaya Bagong Kussudiardjo dan S. Maridi (Surakarta). Tahun 1975-1980, Gugum Gumbira menciptakan Tari Ketuk Tilu menjadi Tari Jaipongan. 

Tokoh lainnya yang menciptakan tari kreasi diantaranya Suprapto Suryodarmono dan Sardono W. Kusumo yang menggunakan spirit (roh). Di Yogyakarta muncul Ben Suharto (alm) yang menggunakan konsep Mandala. Di Solo, Gendhon Humardani melakukan perubahan besar-besaran pada seni tari. Contohnya, pemadatan koreografi Tari Gambyong, Adaniggar, Bedhaya, Srimpi, dll.

b)   Sejarah Perkembangan Tari Kreasi Baru

Diawali oleh I Ketut Mario tahun 1930-an, Bagong Kussudiardjo dan Wisnoe Wardhana tahun 1950-1958. Terdapat juga seniman baru, seperti Sal Murgiyanto, I Wayan Dibya, Gusmiati Suid, Endo Suanda, dan Sardono W. Kusumo. Awalnya tema diambil dari derakan dasar tari tradisi. Namun, perkembangan selanjutnya tema diambil dari kejadian nyata yang tengah berkembang di masyarakat.

Pembaruan tari di Indonesia terus berkembang, terutama setelah para senior menimba ilmu di Amerika. Karya tari hasil pembaruan mereka, diantaranya Bedhaya Gendheng (1991), dan Lorong karya Bagong Kussudiardjo. Selain itu, Meta Ekologi dan Hutan Plastik karya Sardono W. Kusumo.

c) Sejarah dan Perkembangan Tari Kontemporer

Sejarah perkembangan tari kontemporer dimulai menjelang dasawarsa akhir 70-an. Diperkenalkan oleh individu dan perguruan tinggi, seperti STSI Surakarta, dan ASTI Yogyakarta. Selain itu terdapat event-event yang mendukung perkembangan tari kontemporer.